Kesehatan

Waspada Penyakit Rabies Semakin Menggila

Oleh: Ahmad Febi Rozaki Editor: Munzir Permana 25 Sep 2023 - 16:09 Takengon
Waspada Penyakit Rabies Semakin Menggila
Ilustrasi gigitan anjing sebagai penyebab penyakit rabies. Dok : alodokter

KBRN, Takengon : Kasus gigitan anjing di kabupaten Aceh Tengah sempat viral pada awal tahun 2022 lalu. Ada ratusan kasus gigitan anjing gila di daerah syariat islam tersebut.

drh. Marlina Daski dari Dinas Pertanian Bidang Peternakan Aceh Tengah menyampaikan selama bulan Februari hingga Maret, terdapat Tiga kecamatan yang dikunjungi untuk melakukan suntik vaksin hewan peliharaan masyarakat. “Kita laksanakan per kecamatan, mulai dari Kecamatan Kebayakan, Bintang dan seterusnya”, ujarnya.

Pihaknya akan berupaya setiap kecamatan di kabupaten Aceh Tengah mendapat giliran suntik vaksin hewan peliharaan, sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam menekan angka atau kasus gigitan hewan pembawa rabies (HPR).

Memasuki tahun 2023, Masyarakat di dataran tinggi tanoh Gayo diharapkan untuk  tetap mewaspadai rebies, penyakit infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf karena dapat menyebabkan kematian.

Praktisi Dokter Hewan Tanoh Gayo drh Idham Khalid MSi mengatakan, rabies dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus tersebut.

Adapun hewan yang menularkan rebies yakni anjing, kucing, rakun, rubah dan kelelawar baik itu berstatus sebagai hewan liar maupun hewan yang banyak dipelihara masyarakat seperti kucing dan anjing.

Idham menjelaskan, sebagian besar kasus rebies disebabkan gigitan oleh anjing sehingga penyakit ini juga dikenal sebagai “penyakit anjing gila”, yang dapat mengakibatkan korbannya meninggal dunia. “Kalau kita kaji rabies ini, dilihat dari segi survive-nya atau keselamatannya bisa nol jika terkena penyakit ini karena berakhir dengan kematian”, kata Idham.

Sementara Praktisi Dokter Hewan Tanoh Gayo lainnya, dr Wienku Mahara mengatakan hampir setiap tahunnya ditemukan adanya laporan masyarakat yang terkena gigitan anjing yang menjadi penyebab rabies.

Wienku menyebutkan, kondisi ini tidak terlepas dengan banyaknya keberadaan anjing yang sebagian besar dipelihara oleh masyarakat setempat, dimana ini sudah menjadi sebuah kebiasaan sejak masa lalu.

Oleh karena itu, dirinya meminta masyarakat agar selalu waspada, mengingat penderita yang positif tertular virus rebies dapat berakhir dengan fatal. “Kami dokter hewan sangat menyorot penyakit rabies ini. Karena kita mengetahui penyebab utamanya gigitan anjing dan di daerah gayo ini banyak yang memelihara anjing”, ungkap Wienku.

Adapun data terkini Dinas Pertanian Aceh Tengah hingga Agustus 2023 menyebutkan ada 82 kasus gigitan yang terjadi hampir di seluruh kecamatan di daerah penghasil kopi arabika Gayo ini.

Marlina Daski menyebutkan hingga bulan Agustus 2023 terjadi penurunan kasus sebanyak 45% jika dibandingkan pada tahun 2022 sebanyak 159 kasus gigitan.

Untuk sebaran kasus rabies, Marlina menyampaikan tertinggi terjadi di  Kecamatan Lut Tawar dan Linge sebanyak 10 kasus, Celala dan Silih Nara sebanyak 9 kasus, Bebeben sebanyak 8 kasus  dan kecamatan lainnya rata-rata sebanyak 4 kasus. “Dari data ini juga menunjukkan jika semakin besar populasi anjing maka potensi kasus gigitan anjing terjadi di daerah tersebut juga semakin tinggi”, kata Marlina.

Dirinya menegaskan kasus rabies sebenarnya dapat terus ditekan di Kabupaten Aceh Tengah, bahkan hingga nol atau Zero kasus. Berbagai upaya ditempuh oleh Dinas Pertanian Aceh Tengah untuk menanggulangi penyebaran virus rabies, yaitu sosialisasi tentang bahaya penyakit rabies kepada masyarakat dan juga upaya pencegahan melalui suntikkan vaksin rabies.

Marlina menyebut per September 2023, pihaknya sudah melakukan vaksin rabies kepada 1.213 ekor anjing. Namun angka ini masih rendah, yakni 40 persen dari jumlah populasi anjing di Kab. Aceh Tengah.

Oleh karena itu, upaya penanggulan virus rabies ini membutuhkan komitmen dari para pemilik untuk menvaksin anjingnya dan rutin memeriksakan kesehatan anjing peliharaanya ke klinik atau dokter spesialis hewan yang kini banyak terdapat di daerah tersebut.

“Kita bisa zero kasus rabies, tapi syaratnya komitmen penuh pemilik anjing untuk memvaksin anjing sehingga penyakit ini bisa kita cegah”, ujar Marlina.

Ditambahkan, Rabies yang dijuga dikenal dengan penyakit gigitan anjing gila dapat menular ke manusia melalui air liur, gigitan atau cakaran hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak menapatkan vaksin rabies.

Dalam dunia kesehatan, rabies sangat berbahaya karena dapat mengifeksi otak sehingga kondisi penderita memburuk dengan cepat dan kemudian berakibat gagal nafas, koma, henti jantung bahkan kematian.