KBRN, Yogyakarta: Dari data
yang dihimpun Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) yang diambil dari badan kesehatan dunia WHO, disebutkan, Indonesia
masuk dalam lima negara dengan penduduk terbanyak yang mengalami gangguan
penglihatan. Indonesia berada di peringkat keempat setelah Tiongkok, India dan
Pakistan.
Mirisnya lagi, 400 dari 1.000 anak Indonesia ternyata telah mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini. Penggunaan gawai, ditengarai menjadi penyebab meningkatnya problem gangguan penglihatan pada anak.
Kastam selaku Sekretaris Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN), kepada awak media, Jumat (22/9/2023) malam, menuturkan, pembelajaran di masa pandemi semakin meningkatkan angka gangguan penglihatan terhadap anak.
“Terutama dua tahun terakhir saat pandemi. Seperti yang kita ketahui program pendidikan jarak jauh yang setiap hari, siswa harus berada di depan gadget (gawai). Bahkan bukan dalam hal Pendidikan pun, anak-anak kita setiap hari melihat gadget,” ujarnya.
Ketua Umum IROPIN, Nova Joko Pamungkas menuturkan, kelainan refraksi mata pada anak mengalami peningkatan signifikan dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2023 ini, IROPIN memperkirakan ada sekitar 35-40 persen anak usia sekolah yang telah mengalami gangguan refraksi.
“Dalam beberapa kali kegiatan setiap kita melakukan bakti sosial pembagian kacamata gratis. Jadi setiap 1.000 (anak) yang di-skrining, itu sekitar 350 sampai 400 kacamata gratis yang diberikan. Artinya ada 35-40 persen yang terindikasi ada refraksi dan butuh kacamata,” ungkapnya.
Padahal menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) RI tahun 2012 silam, baru sekitar 24,7 persen anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan atau refraksi.
“Jadi ini kenaikan yang menurut kami, begitu besar sekali. Maka dari itu kami ingin, daftar 50.000 kacamata yang kami bantu ini, kami rekap dan itu bisa kami berikan data ke pemerintah, dan semoga bisa mengubah kebijakan terkait penanganan tersebut,” ujar Nova Joko.
IROPIN sendiri bersama dengan One Sight Essilor Luxottica Foundation, Jumat (22/9/2023) kemarin, menggalang donasi 50.000 bingkai kacamata. Bingkai berasal dari One Sight sementara lensa kacamata merupakan sumbangan IROPIN.
Bantuan yang memecahkan rekor MURI itu disalurkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan. Bantuan tersebut disalurkan dalam momentum Pertemuan Tingkat Nasional IROPIN di Yogyakarta dan sekaligus peringatam Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 IROPIN. (ros/yyw)