KBRN, Medan: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melalui Dinas Kesehatan mendukung pelaksanaan program integrasi pelayanan kesehatan primer (ILP). Melalui program ILP diyakini dapat mempercepat upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi (AKI/B) di Sumut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut Alwi Mujahit saat membuka pertemuan Diseminasi Hasil Program USAID MOMENTUM dan dukungan integrasi layanan primer, di Medan, Selasa (19/9/2023). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian dalam menindak lanjuti peluncuran program ILP di tingkat nasional oleh Kementerian Kesehatan RI pada 31 Agustus 2023.
Alwi menyebutkan bahwa masalah kesehatan terkait ibu dan anak yang sering ditemui adalah pelayanan kehamilan yang rendah, risiko melahirkan tinggi, cakupan imunisasi rendah, serta tingginya kematian ibu akibat pendarahan. Kondisi ini menyiratkan unit pemberi layanan kesehatan belum cukup dekat dengan masyarakat untuk memenuhi standar pelayanan minimal.
“Transformasi layanan primer sejalan dengan kebijakan dan strategi bidang kesehatan yang diamanatkan dalam RPJMN 2020/2024, yaitu untuk meningkatkan dan menguatkan pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi,” ujar Alwi.
Proyek USAID MOMENTUM sendiri, kata Alwi, yang terdiri dari proyek MOMENTUM Country and Global Leadership (MCGL) dan MOMENTUM Private Healthcare Delivery (MPHD) mulai dilaksanakan sejak akhir 2020. Kegiatan tersebut bertujuan mendukung Kemenkes dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi lahir (AKI/B). Di Sumut program MPHD telah berjalan di empat kabupaten yaitu Deliserdang, Langkat, Asahan dan Karo.
Upaya penurunan kematian ibu dan bayi lahir itu dilakukan di antaranya melalui peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, peningkatan sistem rujukan dan pelibatan masyarakat, serta peningkatan akuntabilitas melalui pemetaan data untuk pengambilan keputusan.
“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi hospital mentoring, supervisi fasilitatif, penguatan audit maternal perinatal surveillance and response (ampsr), penguatan system rujukan, pelibatan masyarakat serta penguatan advokasi melalui kelompok kerja (pokja) yang terdiri dari multi-stakeholder,” kata Alwi.
Perubahan mendasar pada transformasi layanan kesehatan primer, lanjut Alwi, terletak pada desain layanan yang difokuskan pada kelompok sasaran (people center) yang diberikan sampai ke tingkat dusun dan keluarga. Pada level kecamatan, desain ini memberikan paket layanan untuk masing-masing siklus hidup di berbagai tingkatan layanan kesehatan yang ada di Puskesmas. Dengan kata lain, peran Puskesmas bisa lebih dekat ke masyarakat melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun yang terintegrasi.