KBRN, Semarang : Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu terus menunjukkan komitmennya untuk mengentaskan persoalan stunting di wilayah ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
Yang terbaru, Selasa (19/9) berkolaborasi bersama para pengusaha, Ita melaunching program Cempaka (Cegah Stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang). Menurutnya, program tersebut akan melengkapi program pengentasan stunting yang sudah ada sebelumnya.
Program-program yang dimaksud tersebut antara lain, Rumah Pelita, Melon Mask, Garang Asem, dan program inovasi lainnya.
Program Cempaka sendiri merupakan program kolaborasi dengan berbagai stakeholder yang terdiri dari pemerintah maupun pengusaha khususnya pemilik hotel maupun Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI).
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut ingin makanan yang berlebih dari hotel bisa diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Terlebih lagi, makanan dari hotel pastinya memiliki standar dan nilai gizi yang baik untuk dikonsumsi.
βKami melakukan kerja sama dengan pengusaha, di antaranya pemilik hotel dan PPJI. Ini memanfaatkan makanan yang berlebih, jadi bukan makanan sisa. Dari pada dibuang atau tidak bermanfaat, bisa diberikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Karena makanan hotel pasti standarnya bagus. Sehingga dari itu, nanti akan dibagikan oleh Melon Mask (Milenial Gotong Royong Atasi Stunting di Kota Semarang),β ujarnya.
Masalah stunting dan kemiskinan ekstrim menjadi isu yang mendapat perhatian khusus dari Wali kota perempuan pertama di kota Semarang tersebut. Dengan adanya program Cempaka yang baru saja di launching, dirinya berharap kedua masalah tersebut dapat segera terselesaikan.
βKita bisa efisien tidak menggunakan anggaran APBD, karena yang terbesar dalam penanganan adalah pemenuhan makanan tambahan. Sehingga kami berharap, adanya program ini dapat menambah semangat agar stunting ataupun kemiskinan ekstrim bisa turun di kota Semarang,β harap Mbak Ita.
Melalui berbagai program yang sudah diluncurkan oleh pemerintah Kota Semarang untuk menyelesaikan masalah stunting maupun kemisikinan ekstrim, diharapkan pada tahun 2024 kota Semarang zero stunting dan zero kemiskinan ekstrim.
Kasus Covid-19 Jakarta Naik 40 Persen dalam Sepekan
Kesehatan
Pusat Pemberitaan