KBRN, Malang : Setiap produk konsumsi kerap memberikan informasi terperinci soalan kandungan produknya. Untuk itu, penting bagi konsumen untuk membaca informasi dalam kemasan produk ini.
Dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dahlia Elianarni S.TP., M.Sc. mengatakan, salah satu manfaat adanya informasi di kemasan adalah untuk mewujudkan hak konsumen memperoleh keamanan saat menikmati produk tersebut.
“Produsen memang memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya dan sesuai," tuturnya, Sabtu (16/9/2023).
Begitu pula dengan informasi mengenai tanggal kadaluwarsa. Keduanya harus mendapatkan perhatian lebih karena berkaitan dengan kualitas produk.
“Tanggal kadaluwarsa pada produk makanan dapat diwakili dengan berbagai istilah dan format tergantung pada jenis produk dan wilayah,” kata Dahlia.
Menurutnya, terdapat beberapa macam format tanggal kadaluwarsa. Pertama yakni tanggal kadaluwarsa atau expiration date. Ini adalah tanggal yang menandakan batas waktu terakhir produk bisa digunakan atau dikonsumsi.
“Setelah tanggal ini, produk dianggap tidak lagi aman atau berkualitas. Selanjutnya terdapat tanggal penggunaan terakhir (last use date) format ini biasanya digunakan untuk produk-produk yang mudah rusak, seperti produk susu segar, daging, dan produk segar lainnya. Ini mengindikasikan hari terakhir produk sebaiknya digunakan,” paparnya.
Adapun tanggal "best before" (terbaik sebelum tanggal) umumnya ditemukan pada produk makanan kering dan tahan lama. Ini menunjukkan periode di mana produk diharapkan tetap dalam kondisi terbaik dalam hal rasa, aroma, dan tekstur. Namun, produk masih dapat aman dikonsumsi setelah tanggal ini.
“Yang kerap dijumpai pula adalah tanggal ‘use by’ (gunakan sebelum tanggal.red) yang mirip dengan ‘best before’. Tanggal in menunjukkan tanggal di mana produk dianggap paling baik dalam hal kualitas dan keamanan. Setelah tanggal ini, produk mungkin mulai kehilangan kualitasnya atau menjadi kurang aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Selain itu, informasi komposisi pada kemasan suatu produk menjadi panduan berharga bagi konsumen.
“Dengan mengetahui jumlah kalori, lemak, karbohidrat, protein, dan vitamin dalam suatu produk, konsumen dapat mengatur pola makan mereka sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini bisa mengurangi risiko obesitas dan masalah kesehatan,” kata dia.
Dahlia menilai, informasi itu menjadi bentuk transparansi dari produsen mengenai dari mana bahan-bahan baku berasal, bagaimana produk diolah, dan apakah proses produksinya memenuhi standar keamanan.
“Tidak hanya menciptakan kepercayaan, informasi ini juga membantu konsumen memilih produk yang sejalan dengan nilai-nilai mereka,” tukasnya.
Dahlia menambahkan, kemasan produk makanan juga memiliki peran yang vital untuk keselamatan konsumen. Informasi yang ada di kemasan juga berfungsi sebagai alat pendidikan. Petunjuk tentang cara penyimpanan yang benar dan cara konsumsi yang optimal membantu konsumen memaksimalkan manfaat produk.
“Ini juga membantu dalam upaya mencegah pemborosan makanan, yang memiliki dampak besar pada lingkungan,” tutupnya.