KBRN, Madiun : Angka penderita hipertensi di Kabupaten Ngawi
tinggi, menyentuh 47%, berdasarkan data P2P (Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit). Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, dr. Nizar
Yulianto, mengatakan angka penderita hipertensi di satu daerah seharusnya dibawah
10%.
“Kematian memang tidak sampai 10 persen, namun membahayakan,” kata Nizar.
Nizar menambahkan, hipertensi disebabkan oleh multi faktor antara lain jenis makanan, pola hidup dan psikologis. Makanan yang mengandung garam dan kolesterol tinggi menjadi penyumbang terbesar peningkatan resiko hipertensi. Sementara, terkait pola hidup, kurangnya kesadaran berolahraga dan tingginya angka perokok menduduki peringkat teratas alasan seseorang terserang hipertensi.
“Dari faktor makanan, pola hidup yang kurang sehat, serta faktor psikologis atau beban pikiran. Kalau masalah psikologis dan beban pikiran itu seperti masalah perekonomian, masalah keluarga juga bisa menjadi pemicu hipertensi,” lanjutnya.
Masyarakat harus lebih waspada terhadap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sebab, meski tidak menular, penyakit ini dapat menurukan produktifitas jika terjadi stroke. Sementara paling fatal adalah kematian seperti julukannya the silent killer. Hipertensi awalnya tidak menunjukan gejala namun mengakibatkan kematian.