KBRN, Madiun : Masyarakat harus lebih waspada terhadap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sebab, meski tidak menular namun penyakit ini cukup berbahaya dan bahkan bisa menjadi silent killer atau penyakit yang awalnya tidak menunjukan gejala namun bisa mengakibatkan kematian.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dr. Nizar Yulianto. Serta Pengelola Program Kesehatan Lingkungan (Kesling), Kesehatan Kerja dan Olah Raga (Kesjaor) Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi Tri Suwanti. Dalam Dialog Madiun Raya Pagi di RRI Madiun, Senin (4/9/2023).
Nizar mengatakan, hipertensi disebabkan oleh multi faktor. Mulai dari faktor makanan, pola hidup yang kurang sehat, serta faktor psikologis atau beban pikiran.
Untuk faktor konsumsi, seperti konsumsi makanan yang mengandung tinggi garam, dan makanan mengandung tinggi kolesterol.
Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang melakukan pola hidup kurang sehat seperti tidak olahraga.
“Ya, karena kurangnya kesadaran berolahraga dan tingginya angka perokok,” kata Nizar.
Masalah psikologis dan beban pikiran seperti masalah perekonomian, masalah keluarga juga bisa menjadi pemicu hipertensi.
“Angka hipertensi tinggi, sudah mulai menggeser angka ISPA (Inveksi Saluran Pernapasan Akut),” kata dia.
Di Kabupaten Ngawi, angka hipertensi juga cukup tinggi. Ada 47 persen, itu sudah besar, karena hampir 50 persen dari populasi kami (Kabupaten Ngawi). Itu dari data P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) kami. Kematian memang tidak sampai 10 persen, namun membahayakan. Idealnya dibawah 10 persen.
Sementara itu, Tri Suwanti menambahkan untuk kebugaran jasmani syaratnya adalah menjaga pola hidup, pola makan dan olahraga teratur. (adk)
/thumbnail/lncnmu4vi2jga1f.jpeg)
