KBRN, Ungaran : BPJS Kesehatan Cabang Ungaran memberikan edukasi kepada karyawan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul terkait tunggakan iuran bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Selasa (22/8).
Edukasi dan pengisian skrining riwayat kesehatan tersebut ditujukan kepada para karyawan yang dulunya peserta mandiri beralih menjadi peserta penerima upah (PPU).
"Karyawan yang sudah beralih menjadi PPU, namun masih ada tunggakan saat menjadi peserta mandiri, tunggakan tersebut masih menjadi tanggung jawab peserta," ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Ungaran, Abdul Azis kepada RRI, Senin (28/8).
"Untuk itu, bagi karyawan yang masih memiliki tunggakan iuran pada saat menjadi peserta mandiri kami mohon untuk segera melunasinya,” imbuhnya.
Dijelaskan pula, apabila karyawan keberatan membayar tunggakan iuran, dapat mengikuti Progran Rencana Pembayaran Iuran Bertahap (REHAB). Program ini dapat diikuti oleh peserta yang memiliki tunggakan iuran lebih dari 4 bulan.
"Disamping itu kami juga mengimbau bagi karyawan yang kepesertaannya masuk dalam segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk beralih menjadi PPU," pungkasnya.
Sakun Adiwiratmoko, selaku Kepala HRD PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, menyambut baik edukasi yang diberikan BPJS Kesehatan Cabang Ungaran kepada karyawannya.
“Saya ucapkan terimakasih kepada BPJS Kesehatan yang telah memberikan sosialisasi kepada karyawan di sini. Karena saya juga tidak ingin karyawan kami mengalami permasalahan dikemudian hari, karena masih adanya kewajiban yang harus mereka penuhi," ucapnya.
"Perusahaan sudah memberikan jaminan kesehatan dengan mengikutsertakan mereka menjadi peserta JKN dari segmen PPU. Oleh karena itu kami berharap para karyawan yang masih ada tunggakan iuran untuk segera menyelesaikan kewajibannya,” ungkap Sakun.
Pada kesempatan yang sama, BPJS Kesehatan Cabang Ungaran juga memberikan edukasi terkait dengan pengisian skrining riwayat kesehatan.
Skrining riwayat kesehatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan potensi penyakit yang mungkin dialami di kemudian hari.
"Skrining riwayat kesehatan sangat penting untuk diikuti oleh seluruh karyawan, terutama untuk mengantisipasi adanya risiko penyakit yang kemungkinan dialami oleh karyawan kami," pungkasnya. (donny).