Kesehatan

Dinkes Jayawijaya Evaluasi Penyebab Kematian Ibu dan Anak

Oleh: Ronny Hisage Editor: Jamonter Sianturi 22 Aug 2023 - 20:10 Wamena
Dinkes Jayawijaya Evaluasi Penyebab Kematian Ibu dan Anak
Pelaksana gizi bagian kesehatan masyarakat Dinkes Jayawijaya, Sulastri Fajar Wati (kiri) - KBRN/Ronny

KBRN, Wamena: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, melakukan evaluasi kasus dan penyebab kematian ibu dan anak di Kabupaten Jayawijaya dengan melibatkan 24 Puskemas di Jayawijaya.

Pelaksana gizi bagian kesehatan masyarakat Dinkes Jayawijaya, Sulastri Fajar Wati mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk  mengetahui penyebab kematian ibu dan anak di Kabupaten Jayawijaya dengan melibatkan Puskesmas di daerah ini.

“Sebenarnya maksud dari kegiatan ini tiap tahunnya  melakun evaluasi pengkajian terkait kematian ibu dan anak. Evaluasi dilakukan selama tiga kali yang berlangsung selama dua hari untuk mengetahui apa penyebab dan jumlah data kasus kematian ibu dan anak” katanya senin (21/08/2023)  

Menurut Sulastri di triwulan pertama kegiatan ini hanya di ikuti oleh puskesmas yang memiliki kasus kematian ibu dan anak yang nantinya akan mempresentasikan penyebab kematiannya dan menghadirkan narasumber  terkait.

“Narasumber yang kami panggil adalah dokter spesialis anak dan ovs jin dari RSUD Wamena” kata Sulastri yang ditemui di tempat kegiatan, gedung sekolah minggu GKI Betlehem Wamena.

Dikatakan, dari data yang di terima Dinkes, penyebab kematian anak dikarenakan gizi buruk sedangkan kasus kematian ibu lebih kepada pasca persalinan akibat ibu hamil kurang mengontrol kesehatan mereka ke Posyandu ataupun Puskesmas.

“Kebanyakan untuk kasus anak kebanyakan gizi buruk, kalo sudah sakit atau kurus jarang mau dibawa timbang di posyandu, kalo yang kasus kematian ibu biasa pasca persalinan, mereka tidak mau bawa ibu periksa kehamilan, atau saat lahir tidak ke puskesmas tapi ke dukun” ujarnya.

Selain membahas mengenai kasus dan penyebab kematian ibu dan anak, Sulastri Fajarwati Menjelaskan, para peserta yang terdiri dari 1 bidan dan dokter juga diberikan pelatihan pengenalan alat USG karena  tahun ini Kabupaten Jayawijaya akan mendapatkan 17 alat USG dari kementrian kesehatan.(*)