Kesehatan

Kemenkes Sebut Harga Vaksin Covid-19 Masih Dikaji

Oleh: Fitratun Komariah Editor: Tegar 21 Aug 2023 - 16:30 Pusat Pemberitaan
Kemenkes Sebut Harga Vaksin Covid-19 Masih Dikaji
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Foto: SHUTTERSTOCK/PalSand)

KBRN, Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan masih mengkaji besar biaya yang akan diterapkan untuk vaksin Covid-19. Hal itu disampaikan Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes, Prima Yosephine. 

Prima menjelaskan, vaksinasi Covid-19 masih gratis untuk semua kalangan. Di masa endemi, pemerintah menetapkan vaksinasi Covid-19 ke dalam imunisasi program rutin dan imunisasi pilihan. 

"Mekanisme berbayar belum tau berapa, harganya masih digodok. Tapi sepanjang masuk dalam kelompok imunisasi program itu berarti masih gratis," kata Prima dalam konferensi pers daring, Senin (21/8/2023).

"Nanti akan diputuskan lagi berapa harga vaksin yang masuk dalam imunisasi pilihan. Mulainya memang 1 Januari 2024," ujar Prima.

Meski demikian, pihaknya memberikan beberapa pengecualian pada imunisasi pilihan. Terutama bagi kelompok beresiko yang memerlukan perhatian, maka vaksin Covid-19 akan tetap dibiayai. 

Sedangkan, vaksin Covid-19 untuk masyarakat di luar kelompok berisiko akan berbayar. Mekanisme lebih rincinya akan diatur dengan petunjuk teknis (juknis) yang akan diatur kemudian. 

Prima menuturkan, sasaran yang masuk dalam program imunisasi nasional ada dua tipe. Pertama, kelompok masyarakat berisiko tinggi dengan kematian dan penyakit akibat infeksi Covid-19.

Misalnya, kelompok masyarakat lanjut usia dan dewasa muda yang memiliki komorbid dan obesitas berat. Kedua, kelompok berisiko lainnya yang memerlukan perhatian, yaitu usia dewasa, ibu hamil, tenaga kesehatan. 

Selanjutnya remaja usia 12 tahun ke atas dengan kondisi immuno compromised sedang sampai berat. Dia menjelaskan, kelompok-kelompok yang tetap berhak atas imunisasi Covid-19 gratis ini merupakan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Adapun dosis imunisasi yang diberikan meliputi imunisasi primer, dan imunisasi lanjutan (booster) hingga dosis kedua. "Jadi sasaran dari imunisasi program adalah masyarakat kelompok masyarakat berisiko tinggi menurut rekomendasi dari WHO," ucap dia.