KBRN, Singaraja : Penyakit hepatitis adalah satu dari
sekian banyak ancaman kesehatan utama di dunia. Hepatitis merupakan suatu
penyakit radang pada organ hati manusia yang disebabkan oleh banyak faktor
salah satunya adalah adanya virus yang berkembang biak. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 2 milyar penduduk dunia yang mengidap penyakit
dan 1,4 juta diantaranya meninggal dunia sehingga penyakit ini dikategorikan
sebagai penyakit menular berbahaya.
Dirut RSUD Kabupaten Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha menyebut jumlah penanganan kasus penyakit Hepatitis dari tahun ke tahun tergolong stagnan namun berada di angka yang masih tinggi. Hal tersebut dikarenakan sebagian penderita tidak yakin bagaimana mereka bisa tertular. Ditambah lagi, tidak semua orang terinfeksi akan menunjukkan gejala hepatitis.
“Yang penularannya masih sulit dideteksi ketika seseorang mengidap Hepatitis B ketika dilahirkan kemudian sampai dewasa tidak merasakan keluhan sementara virusnya ada dalam tubuhnya. Kemudia melakukan hubungan seksual dengan pasangan ini akan menularkan. Jadi itu yang sulit dicegah,” ucapnya kepada RRI, Jumat (28/7/2023).
Dokter Arya menambahkan pasien hepatitis yang dirawat di rumah sakit ada dua yakni pasien hepatitis akut yang dikategorikan lebih ringan sehingga perawatannya lebih cepat dan pasien komplikasi yang memerlukan pengobatan dan biaya yang lebih banyak.
Sementara terkait penularan, dokter asal Desa Kayu Putih ini menyebut Hepatitis bisa digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Hepatitis A yang ditularkan melalui pola makanan dan bisa disembuhkan sedangkan Hepatitis B atau C penularannya melalui kontak seksual, ibu hamil dan bisa berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius.
“Pasien ada yang mengalami pendarahan saluran cerna, pembesaran perut, kanker hati, penurunan kesadaran akibat komplikasi ke otak hingga resiko kematian,” ujarnya.
Untuk menghindari penyakit hepatitis A dokter Arya menekankan agar senantiasa menerapkan pola makan yang sehat, menjaga kebersihan, memasak dengan cara yang benar mengindari hinggapan lalat, kecoa, dan sebagainya. Sedangkan untuk Hepatitis B atau C bisa dilakukan dengan menerapkan perilaku kontak seksual yang sehat serta untuk ibu hamil agar rutin memeriksakan kehamilan serta melakukan skrining untuk memastikan apakah si ibu tidak menderita hepatitis atau tidak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
