KBRN Kaimana : Guna memutus mata rantai penyebaran virus Campak, Dinas Kesehatan kabupaten Kaimana, melalui bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) melakukan swiping imunisasi. Swiping ini dilakukan dengan cara langsung mendatangi rumah warga khususnya diwilayah Kaimana kota.
Swiping imunisasi dengan mendatangi rumah warga ini dikarenakan, Kaimana mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) campak Rubela. Status KLB ini karena berdasarakan hasil pemeriksaan sampel darah, terdapat sebanyak 3 anak dinyatakan positif campak.
Oleh karena itu guna megatasi masalah penyebaran virus campak, terhitung sejak tanggal 27 juli hingga 11 agustus 2023 medatang, bidang P2P melakukan swiping imunisasi dengan sasaran anak usia 9 bulan sampai 5 tahun.
Kepala Seksi imunisasi dan Surveilens bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas kesehatan kabupaten Kaimana Maria Katarina Adopak, kepada RRI menjelaskan, yang menjadi sararan wilayah swiping imunisasi ini, hanya diwilayah kaimana kota, mulai dari kampung Tanggaromi sampai Namatota. Pada hari pertama pihaknya berhasil mengimunisasi sebanyak 200 anak.
“kita masuk dalam daerah KL, dengan sampel yang diperiksa itu 3 positif. Dengan jumlah penduduk Kaimana yang ada maka cukup dengan 2 sampel saja sudah dapat dikategorikan KLB, sebenarnya KLB muncul ini karna imunisasi dasar lengkap itu tidak 100% sehingga saat in petugas kesehatan melaksanakan imunisasi menyeluruh mulai dari kampung Tanggaromi sampai Namatota, dan semua anak-anak usia tersebut wajib diimunisasi”, jelasnya.
Menurutnya, jika masalah ini tidak ditangani secara baik tentu akan berakibat fatal bagi tumbuh kembang anak itu sendri, sehingga pihaknya akan berupaya agar semua anak yang menjadi sasaran swiping imunisasi dipastikan sudah mendapat imunisasi campak.
Lanjut Maria Adopak, target yang akan dicapai dalam melakukan swiping imunisasi campak ini yakni sebanyak 3.553 sasaran. Dengan demikian dalam memaksimalkan pelayanan imunisasi campak pihaknya telah menyediakan 4 posko induk dibeberapa titik yang telah ditentukan, tetapi juga ada sebanyak 9 tim yang langsung mendatangi rumah warga.
“Bahayanya jika anak sudah terkena penyakit,anak ini akan terganggu dengan pertumbuhanya mulai dari makan hingga bermain pastinya sudah terganggu, tidak sepeti anak yang sehat, dan jika sudah pada tingkat Rubela berpengaruh ke ibu hamil, karna ibu hamil yang terkena virus rubela itu bayinya bisa lahir dengan cacat, seperti kelainan mata dan sebagainya”, terangnya.
Olehnya untuk mengantisipasi serta memutus mata rantai penyebaran virus campak, dirinya menghimbau warga masyarakat kaimana, ikut berperan aktif dan mendukung program swiping imunisasi dengan datang ke tempat tempat pelayanan yang telah disediakan, membawa anak melakukan imunisasi campak.