Kesehatan

Sukses Turunkan Stunting, Bupati Suwirta Raih Satyalencana Wira Karya

Oleh: Heri Firmansyah Editor: Pessy 07 Jul 2023 - 05:25 Pusat Pemberitaan
Sukses Turunkan Stunting, Bupati Suwirta Raih Satyalencana Wira Karya
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta (kanan) menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada kegiatan Hari Keluarga Nasional ke-30, di Banyuasin, Sumatra Selatan (Foto: Pemkab Klungkung

KBRN, Banyuasin: Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menerima penghargaan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya. Penghargaan ini sebagai apresiasi atas kontribusi Suwirta dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. 

Penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat puncak acara  peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30, bertempat di lapangan kantor Bupati Banyuasin, Sumatra Selatan, Kamis (6/7/2023). 

"Ini merupakan tanda penghormatan yang keenam yang berhasil saya dapatkan. Penghargaan tahun ini diraih berkat berbagai gebrakan yang telah dilakukan dan kerja sama dalam memerangi dan menurunkan angka stunting," kata Bupati Suwirta.

Ia menuturkan, bersama Tim Penggerak PKK dan sejumlah OPD, termasuk juga pembentukan Tim Percepatan Penanganan Stunting. Sehingga angka stunting di Klungkung bisa turun dari 19 persen menjadi 7 persen," kata Suwirta menambahkan.

Satyalencana Wira Karya merupakan tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada para kepala daerah atau warga yang telah memberikan darma bakti besar kepada negara dan bangsa Indonesia. Sehingga menjadi teladan bagi orang lain. 

"Prestasi ini bukan tujuan utama, melainkan program yang saya pimpin adalah bagaimana angka stunting bisa 0 persen. Saya berterima kasih kepada pemerintah pusat untuk penghargaan ini, namun saya pun wajib memberikan apresiasi mulai dari seluruh OPD, Tim Penggerak PKK, Tim Percepatan Penanganan Stunting, hingga para perangkat desa serta warga," ujar Bupati Suwirta.

Berdasarkan data statistik PBB tahun 2020, tercatat 22 persen balita di seluruh dunia mengalami stunting. Jumlahnya kurang lebih 149 juta balita, dan dari jumlah tersebut sekitar 6,3 juta balita stunting pada tahun 2020 adalah balita Indonesia.

"Dampak stunting bukan hanya tinggi badan, tetapi juga kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah di dalam persaingan. Stunting harus menurun minimal 3,8 persen per tahun adalah target dari BKKBN. Kita harus serius menurunkan angka stunting, oleh karena itu keluarga menjadi faktor kunci dalam mencegah stunting," kata Suwirta.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting nasional rata rata masih 21,6 persen. Bahkan di beberapa daerah skor prevalensinya lebih tinggi dari rata-rata nasional sehingga sudah termasuk status darurat stunting. 

Indonesia sendiri menargetkan penurunan stunting besar-besaran, dan pada 2024 ini target stunting adalah 14 persen. "Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang. Jika gizi orang tua tidak cukup, ditambah pola hidup yang tidak baik, maka akan beresiko lebih besar melahirkan bayi stunting," ujar Bupati Suwirta.