KBRN, Pontianak: Upaya peningkatan peran swasta
dan masyarakat untuk skrinning pemeriksaan penyakit tidak menular hipertensi
dan diabetes melitus (Tamasya Pedia) oleh UPT Puskesmas Siantan Hilir efektif
dalam pelaksanaannya sejak pertengahan 2021 lalu. Terutama dalam capaian standar
pelayanan minimal (SPM) penyakit tidak Menular (PTM) hipertensi dan diabetes
melitus di wilayah kerja mereka.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak, jumlah penduduk di Kelurahan Siantan Hilir pada tahun 2021 adalah 30.577 jiwa. Jumlah penduduk usia 15-59 tahun ada 20.738 jiwa. Sedangkan estimasi penderita hipertensi ada 7.784, sedangkan estimasi untuk penderita diabetes melitus adalah 645.
"Untuk indikator pasien hipertensi, tahun 2020 baru 1.757 orang, setelah inovasi tahun 2021 jadi 3.735 orang dan 2022 jadi 4.627 orang. Sedangkan indikator pasien diabetes melitus, tahun 2020 ada 271 orang, jadi 587 dan 1.138 di tahun 2021 dan 2022," kata inovator Tamasya Pedia UPT Puskesmas Siantan Hilir, Tri Yulinda Lestari, Rabu (5/7/2023).
Tri Yulinda Lestari menjelaskan, skrinning ini penting lantaran angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit tidak menular tinggi. Perlu pencegahan dan pengendalian faktor risiko untuk menekan hal tersebut. Di sisi lain, biaya pengobatan penyakit tidak menular juga lumayan mahal.
"Dengan skrining, kita jadi tahu dan bisa mengendalikan faktor risiko tadi. Sehingga bisa dikembalikan pada tingkatan normal," katanya.
Di sisi lain, inovasi Tamasya Pedia juga berhasil menggaet swasta dalam skrining tersebut. Di antaranya PT Sumber Djantin dan Pertamina yang berlokasi di Siantan Hilir. Kini, para pekerja mereka juga berhasil dijangkau.
"Saat kunjungan ke masyarakat, PT Sumber Djantin dan Pertamina juga memberikan doorprize," katanya.
Demi meningkatkan inovasi, di tahun 2023 telah dibentuk kader PTM UPT Puskesmas Siantan Hilir. Mereka berasal dari masyarakat dan akan membantu di lapangan.
"Tamasya Pedia juga menyediakan kartu
kontrol khusus dengan diagnosa hipertensi dan diabetes melitus, sehingga pasien
bisa mengetahui hasil cek kesehatannya tiap bulannya dan memberikan sinyal
kepada pasien untuk rutin periksa kesehatannya," katanya, mengakhiri.
Widad Ardina