KBRN, Cirebon: Kualitas tenaga kesehatan juga mempengaruhi upaya penanganan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Cirebon.
Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr. Teti Rostianty kepada rri.co.id, Jumat (30/6/2023) menjelaskan pihaknya melaksanakan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas bidan terutama dalam pemeriksaan ANC ibu hamil.
"Kami sudah melakukan yang pertama mengaktifkan pemeriksaan ANC pada ibu hamil minimal harus enam kali.Kemudian dari enam kali itu minimal dua kali harus kontak dengan dokter puskesmas. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu jadi kita skrining ibu hamil betul-betul didilakukan," katanya.
Menurutnya saat ini banyak anggaran yang diperuntukan bagi pelatihan dokter puskesmas untuk pemeriksaan USG. Hal itu dimaksudkan untuk melihat faktor resiko ibu hamil tersebut supaya bisa lebih dini terdeteksi.
"Selain itu kami juga ada kegiatan yang lagi digencarkan saat ini yakni monitoring konsultatif SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi) dan SpA (Spesialis Anak), jadi dokter spesialis itu turun ke puskesmas poned," jelasnya.
Menurut dr. Teti, pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Dikatakannya, kunjungan oleh dokter spesialis untuk pendampingan ke setiap puskesmas poned dalam setahun dilakukan selama dua kali.
Frekuensi kunjungan dokter spesialis yang masih kurang tersebut diakui Teti karena terbatasnya anggaran.
"Selain anggaran terbatas, ya namanya dokter jadwalnya padat, jadi sibuk," tutupnya.
