KBRN, Bengkulu : Sebanyak 1.569 warga di Provinsi Bengkulu terpapar penyakit tuberkulosis (TBC) berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu pada Juni 2023. Data tersebut merupakan data dinamis yang jumlahnya berdasarkan laporan dalam Sistem Informasi TB (SITB) sehingga bisa berbeda dari catatan komunitas dan pusat kesehatan masyarakat. Dengan tersebut menjadikan Provinsi Bengkulu sebagai daerah dengan kasus TBC tinggi.
Tingginya kasus TBC di daerah ini dibahas oleh RRI Bengkulu melalui Dialog Tanggap Bencana bertema 'Upaya Mencegah dan Mengatasi Penyakit TBC di Provinsi Bengkulu', di Gedung Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Bengkulu, Selasa (27/6/23).
Dialog tersebut menghadirkan narasumber dari Hj Meli Puspasari selaku Plt Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Provinsi Bengkulu, Meli selaku Direktur Yayasan STPI, Krisdayanti selaku Manager Kasus Yayasan Penabulu Stop TB Partnership Indonesia (STPI), dan dipandu Bisara Sianipar.
Meli menyebutkan saat ini penyakit TBC merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian di dunia. Penularan TBC dapat terjadi dikarenakan adanya kontak udara antara penderita TBC dengan orang di sekelilingnya. Ketika penderita TBC aktif memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB akan ikut keluar melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara. Selanjutnya, bakteri TB akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk upaya pencegahan TBC dapat dilakukan melalui beberapa cara. Diantaranya melalui pemberian Vaksin BCG. Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan.
Upaya selanjutnya yakni melalui pemberian masker. TBC juga dapat dicegah dengan mengenakan masker saat berada di tempat ramai, atau ketika berinteraksi dengan penderita TBC. "Perlu diingat, hindari kontak dengan penderita TBC di ruangan tertutup yang bersirkulasi buruk," pesannya.
Kemudian pencegahan TBC dapat dilakukan melalui edukasi terhadap pasien, keluarga, dan masyarakat tentang prilaku hidup bersih dan sehat serta bagaimana sehari-hari bersama pasien TBC dengan berbagai macam media.
Sementara itu, untuk penanganan TBC di Bengkulu, Pemerintah melakukan diagnosis sesuai standar melalui pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM), memberikan obat sesuai standar yang ditetapkan, melakukan follow up terhadap pasien TBC sesuai standar.
"Dalam perkembangannya, penemuan dan pasien TBC yang telah diobati secara berkala oleh Dinkes sebanyak 1128 orang dengan persentase sebesar 13,75," paparnya.
Lebih lanjut Meli menyebut pihaknya tahun ini mendapat target untuk investigasi kontak atau menemukan warga terpapar TBC sebanyak 8.199 orang yang dibagi di 10 kabupaten/kota di Bengkulu. Dengan identifikasi tersebut pihaknya berharap penderita TBC dapat segera melapor agar dapat diobati.
Selain itu pemerintah juga mendorong peran serta Yayasan Penabulu STPI agar dapat melakukan sosialisasi pencegahan dan penanganan bersama-sama sehingga perkembangan kasus TBC di Bengkulu dapat diatasi.
Krisdayanti menambahkan, program STPI fokus pada upaya pelacakan dan penemuan TBC, memperkuat pelayanan TBC yang berbasis pada Hak Asasi Manusia (HAM) dan kesetaraan gender serta kolaborasi dan kerja sama dengan pemerintah dan mitra kerja.
Program dilaksanakan di 30 Provinsi dan mencakup 190 Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas karena beban kasus lebih dari 1.000 penderita dan secara total 87% dari beban TBC Nasional.
"Sama seperti yang Dinkes lakukan, kami melakukan skrining TB pada tempat khusus di lingkungan keluarga dan non keluarga seperti pondok pesantren, lapas, rutan dan lainnya. Selain itu skrining di wilayah populasi khusus yakni daerah kumuh, padat dan miskin," ungkap Krisdayanti.
Terakhir, Yayasan ini juga melakukan terapi pencegahan tuberkulosis bagi TB laten. Dengan adanya sinergi bersama pemerintah, pihaknya menargetkan TBC di daerah ini dapat berkurang.
"Kami juga mengoptimalisasi upaya promosi dan pencegahan TBC kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat teredukasi dalam mencegah penularan, pengobatan, dan pengendalian infeksi kepada masyarakat secara gratis," terangya.