KBRN, Jakarta: Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono memprediksi angka diabetes melitus akan meningkat. Hal itu terlihat dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) setiap lima tahun sekali.
Dari tren tersebut, Wamenkes memperkirakan angka diabetes dapat menyentuh 12 persen pada tahun 2023. Di mana semula hanya 3-5 persen di tahun 2003, kemudian naik menjadi 10 persen di tahun 2018.
"Kalau kita belajar dari polanya, sekitar 5 tahun itu naik 2 persen, kira-kira mungkin sekitar 12 persen angka diabetes di tahun 2023. Tapi nanti kita akan survei lagi," kata Dante kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2023).
Menurutnya, ada dua faktor yang membuat angka diabetes terus naik. Pertama, faktor genetik atau keturunan yang tidak dapat dihindari oleh penderita diabetes.
Kedua, lanjut dia, adalah faktor lingkungan, meliputi pola hidup tidak sehat serta gaya hidup yang buruk kerap menyebabkan obesitas. Wamenkes mengatakan bahwa tren awal diabetes naik disebabkan oleh faktor-faktor tersebut.
"Pasti lah pasti (angka) diabetes bakal naik, kan ada faktor genetik. Faktor itulah yang tidak bisa dihilangkan," ujarnya.
Karenanya, pemerintah berupaya memperbarui data Riskesdas dengan survei kesehatan indonesia (SKI). Survei ini akan diperbarui setiap lima tahun sekali.
Hasil survei diharapkan dapat membantu dan menentukan kebijakan terbaik untuk penanganan sejumlah penyakit. Terutama untuk penyakit katastropik dengan pembiayaan kesehatan terbesar seperti diabetes.
"Kita sudah melakukan intervensi terhadap beberapa hal yang meningkat seperti diabetes tersebut, mungkin angkanya akan jauh lebih tinggi lagi kalau kita tidak melakukan intervensi. Tetapi yang kita tidak bisa hindari adalah faktor genetik," ucap Dante.