Kesehatan

Masyarakat diminta Waspada DBS saat Musim Kemarau

Oleh: Roki Eka Putra Editor: Isfal Andri 16 Jun 2023 - 12:01 Bengkulu
Masyarakat diminta Waspada DBS saat Musim Kemarau
Masyarakat diminta Waspada DBS saat Musim Kemarau

KBRN, Jakarta : Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk waspada dengan potensi Demam Berdarah (DBD) saat musim kemarau. Sebeb, nyamuk dengue akan semakin ganas bila berada di suhu cuaca yang tinggi.

“Dilihat dari ksus tahun 1968 dimana kasus DBD meningkat saat adanya suhu udara meningkat (El Nino). Jadi frekuensi gigit nyamuk tersebut akan meningkat 3 hingga 5 kali lipat pada saat suhur di atas 30 derajat,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi dalam keterangannya, Jumat (16/06/2023). 

Tidak hanya di musim kemarau, kata Imran, masyarakat juga waspadai terhadap DBD saat musim hujan. Mengingat pada musim penghujan akan ada genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue.

“Kalau musim hujan itu karena ada genangan air maka kasusnya meningkat dan ini terjadi pada setiap tahun. Kasus DBD naik pada bulan November, puncak kasus pada Februari, dan Maret-April mulai terjadi penurunan kasus,” ujar Imran.

Dalam hal ini, Pemerintah memiliki strategi penanggulangan DBD dengan penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan. Penguatan surveilans tinggi yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsive.

“Selain itu pemerintah terus dorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam mencegah terjadinya DBD. Terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk,” ucap Imran. 

Menurutnya, pemberantasan dapat dilakukan dengan 3M plus. Yakni pertama dengan menguras dan menikat, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas. 

"Plusnya adalah bagaimana mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue. Seperti menanam tumbuhan pengusir nyamuk," kata Imran.

Imran mengatakan car memfogging sangat tidak dianjurkan dalam pemberantasan sarang nyamuk. Lantaran, fogging hanya berdampak sesaat dan memiliki efek yang merugikan kesehatan manusia. 

“Saat sudah sudah meminimalkan penggunaan fogging, yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk yang harus dilakukan secara massal. Kemudian, berkesinambungan dan kalau endemis, ini harus dilakukan sepanjang tahun,” ucap Imran. 

(rri.co.id)