Angka Stunting di Kabupaten Kebumen Turun Lagi ke Angka 10,9 Persen

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kebumen, Ristawati Purwaningsih. (Foto: rri/Farhan)

KBRN, Kebumen: Angka prevalensi stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak di Kebumen jumlahnya terus menurun setiap tahun. Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kebumen menyampaikan, di tahun 2023 ini angka stunting di Kebumen turun ke angka 10,9 persen. 

Angka ini turun dari prevalensi stunting per Februari 2022 yang tercatat 11,93 persen. Meski demikian, upaya penanganan menurutnya perlu terus dilakukan. Salah satunya melalui audit kasus dengan serangkaian upaya sistematis secara berkala.

"Penting adanya identifikasi resiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran. Entah itu berbasis surveilans rutin atau sumber data lain," jelas Ristawati usai mengikuti Rakernas Bangga Kencana secara daring dari komplek Pendopo Kabumian Kebumen, Rabu (25/1/2023).

Lebih lanjut ia menegaskan, Pemkab Kebumen tidak bisa berjalan sendiri untuk mengurai persoalan stunting. Untuk itu butuh kolaborasi lintas sektoral agar pengentasan stunting berjalan optimal. Pemkab, kata Ristawati, juga tidak tinggal diam melihat persoalan ini. Berbagai intervensi kebijakan telah dilakukan agar Kebumen terlepas dari stunting.

Wakil Bupati pun mengapresiasi kerja keras OPD, pihak swasta, perguruan tinggi, media, NGO serta stakeholder lain yang sudah ikut membantu penanganan kasus stunting di Kebumen.

"Harus berjalan beriringan, menyamakan persepsi bahwa stunting ini kita tidak boleh menutup mata," pintanya.

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 di gelar secara nasional dari Auditorium BKKBN Pusat, Jakarta (25/01/2023).

Dalam Rakernas ini juga diumumkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 berada pada angka 21,6 persen. Prevalensi ini turun sebesar 2,8 persen dibandingkan prevalensi 2021 yang berada pada angka 24,4 persen. (FM)