KBRN Kendari: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat, pada Desember 2021 terjadi inflasi sebesar 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,87.
Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Jayapura sebesar 1,91 persen dengan IHK 105,87 dan inflasi terendah tercatat di Pekanbaru sebesar 0,07 persen dengan IHK 106,53.
Sementara Deflasi terdalam tercatat di Dumai sebesar 0,13 persen dengan IHK 107,70 dan deflasi terendah tercatat di Bukittinggi sebesar 0,04 persen dengan IHK 106,59.
Kepala BPS Sulawesi Tenggara Agnes Widyastuti menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok transportasi sebesar 4,64 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,25 persen;
“Selanjutnya, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,03 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing sebesar 0,02 persen,” Ujar Agnes Widyastutidi Kendari, Senin (3/1/2022).
Adapun Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,42 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,04 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
Sedangkan kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan/relatif stabil.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2021 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2021 terhadap Desember 2020) masing-masing sebesar 2,59 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain angkutan udara, cabai rawit, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga serta cabai merah.
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain ikan layang/ikan benggol, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, ikan teri, ikan cakalang/ikan sisik serta ikan selar/ikan tude.