KBRN, Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan komoditas tembakau tidak hanya untuk rokok. BRIN akan mengembangkan tisu toilet dari tembakau.
"Kami masih belum punya prototype tetapi potensi untuk itu akan kami gali," kata peneliti utama pusat hortikultura dan perkebunan BRIN Prof. Dr Jayadi dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Selasa (28/2/2023) malam.
Ia menjelaskan pengembangan tembakau menjadi tissue karena komoditas ini banyak mengandung selulosa. "Sehingga nanti akan dikembangkan ferb atau kertas yang mudah terdegradasi hancur oleh air, sehingga pemanfaatannya lebih pas untuk toilet tissue," ujarnya.
Meski belum punya prototype produk ini, tetapi potensi untuk itu akan digalinya. "Produk ini lebih ramah lingkungan karena dari tembakau," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengkonversi tembakau menjadi parfum. "Satu kilogram biomassa itu kalau dikonversi menjadi parfum nilainya berapa, itu juga yang akan kami teliti," katanya.
BRIN, kata dia, telah memiliki teknologi untuk pengembangan parfum ini. "Kalau dari dalam negeri ini kami sudah punya teknologinya, sebenarnya tetapi belum ada investor untuk mengembangkan," ujarnya.
Menurutnya, salah satu alasannya karena pihaknya juga belum mempunyai studi tentang nilai ekonominya. "Katakanlah satu kilogram biomassa itu butuh biaya berapa, untuk mengkonversi menjadi parfum," kata dia mencontohkan.
Ia memastikan pengembangan tembakau untuk produk-produk lain adalah untuk mengurangi impor. "Ke depan akan lebih kami fokuskan, selain untuk mengurangi impor juga memanfaatkan potensi tembakau selain untuk rokok," ujarnya.