Senyampang Lindu Maroko dengan Lempeng Laut Mediterania

Oleh: Mandra Editor: Ari Dwi P 16 Sep 2023 - 13:35 Pusat Pemberitaan
Senyampang Lindu Maroko dengan Lempeng Laut Mediterania
Seseorang Tengah Membersihkan Puing Dampak Gempa Maroko. ANTARA/REUTERS

GEMPA berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) melanda kawasan tengah Maroko pada Jumat (8/9/2023) waktu setempat. Lindu itu menewaskan 2.901 orang dan korban luka-luka hingga 5.530, berdasarkan data yang dikeluarkan Pemerintah Maroko.

United States Geological Survey (USGS) atau Badan Survei Geologi AS menyatakan, pusat gempa Maroko berada 18 kilometer atau 11 mil di bawah permukaan bumi. Sementara badan seismik Maroko memperkirakan pusat gempa terletak di kedalaman 11 kilometer atau 7 mil, sehingga tidak heran bila gempa dangkal seperti ini disebut lebih berbahaya.

Kepala Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) Remmy Bossu menyatakan, gempa bumi Maroko terjadi akibat tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia. Fakta itu menjadikannya semakin berbahaya. 

“Semua aktivitas seismik di kawasan Euro-Mediterania, mulai Portugal hingga Turki, terkait dengan lempeng tersebut. Lempeng Afrika bergerak ke utara dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia,” ucapnya.

Sementara Profesor Richard Walker dari Department of Earth Sciences University of Oxford mengatakan sebagian pegunungan Atlas dan Kota Marrakesh terguncang kuat dan rusak. Gempa bumi ini memang tidak biasa.

"Kita telah melihat gambaran kehancuran yang meluas, kerusakan dalam situs warisan budaya yang terkenal di dunia. Jumlah korban jiwa lebih dari 2.000 pasti meningkat, ketika upaya bantuan mencapai daerah pegunungan yang terkena dampak paling parah," ucap Profesor Richard Walker seperti dikutip Reuters. 

Menurutnya, gempa bumi ini lebih besar dibandingkan bencana serupa yang terjadi di Maroko dalam beberapa dekade terakhir. Sebelum ini paling dekat adalah gempa Al Hoceima pada 2004. Lokasinya dekat Pantai Mediterania yang menewaskan sekitar 630 orang 

"Dampak gempa terhadap manusia tidak hanya tergantung besarnya gempa. Melainkan juga kombinasi dampak dari sumber gempa seperti kekuatan, kedalaman, hingga jenis patahan," kata Profesor Richard. 

"Kondisi tanah dan batuan di permukaan juga dapat memengaruhi intensitas guncangan, termasuk jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Kerentanan bangunan tempat mereka tinggal pun ikut menentukan," katanya.

Laut Mediterania hanyalah sisa kecil dari lautan yang dahulunya jauh lebih besar. Seiring berjalannya waktu terus-menerus menyempit dengan kecepatan beberapa milimeter hingga sentimeter per tahun.

Ini mengakibatkan batuan benua di lempeng Afrika dan Eropa saling bertumbukan di beberapa tempat. Kondisi itu memicu keruntuhan dan pembentukan barisan pegunungan besar di sebagian Afrika utara, Eropa selatan, dan Mediterania timur.

Sesar yang tersebar luas dan tersebar berarti laju pergerakan melintasi zona sesar manapun bisa sangat lambat, dan frekuensi gempa bumi yang berulang bisa sangat lama. Meski demikian hal ini dapat berakibat buruk jika terjadi.

Peristiwa yang terjadi di Maroko saat ini, seperti yang terjadi di Turki pada Februari, atau Afghanistan tahun lalu. Semuanya menyoroti perlunya upaya berkelanjutan jangka panjang untuk membangun ketahanan terhadap peristiwa mengerikan ini, yang mengancam sebagian besar populasi global.

Para pemimpin dunia menawarkan untuk mengirimkan bantuan atau kru penyelamat tatkala ucapan belasungkawa mengalir dari negara-negara di seluruh Eropa. Termasuk KTT G20 di India, Timur Tengah dan sekitarnya.

Presiden Turki yang negaranya kehilangan puluhan ribu orang akibat gempa besar awal tahun ini, termasuk di antara mereka yang mengusulkan bantuan. Prancis dan Jerman dengan populasi besar penduduk asal Maroko juga menawarkan bantuan. Para pemimpin Ukraina dan Rusia pun menyatakan dukungannya terhadap warga Maroko.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut lebih dari 300 ribu orang telah terkena dampaknya di Marrakesh dan sekitarnya. Tempat-tempat bersejarah telah rusak, tetapi daerah yang paling terkena dampaknya adalah yang dekat dengan Pegunungan Atlas.

Saksi mata di kaki pegunungan mengatakan beberapa kota hancur total dan hampir semua rumah di kawasan Desa Asni rusak. Lebih dari seribu orang tewas di provinsi Al Haouz dan lebih dari 400 orang tewas di kota Taroudant, Maroko barat daya.

Tentu saja ini adalah bencana yang tidak bisa ditepikan. Termasuk sebagai pengingat kepada semua agar selalu waspada, karena bencana bisa datang kapan saja.