Hukum

Akun Bisnis Google Hotel Diretas, Publik Diminta Waspada

Oleh: Budi Prihantoro Editor: Iwan Bagus Irawan 12 Aug 2024 - 20:09 Jakarta
Akun Bisnis Google Hotel Diretas, Publik Diminta Waspada
Ilustrasi Peretas sedang mengetik di laptop dengan informasi di layar. (Foto: Sora Shimazaki/Pexels)

KBRN, Jakarta: Sejumlah hotel di berbagai wilayah Indonesia melaporkan telah menjadi korban serangan peretasan akun Bisnis Google  mereka. Para peretas mengubah nomor kontak resmi hotel di Bisnis Google menjadi nomor WhatsApp pribadi penipu, yang kemudian digunakan untuk menipu calon tamu hotel.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melalui Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani, mengonfirmasi bahwa serangan ini telah menyasar berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan serangan serupa terjadi di Jakarta.

"Di beberapa kota, calon tamu hotel tertipu oleh modus ini. Mereka melakukan transaksi pemesanan kamar dengan membayar ke nomor rekening pribadi penipu," kata Hariyadi dalam jumpa pers yang diikuti rri.co.id di Jakarta, Senin (12/8/2024) sore.

Hariyadi juga menekankan bahwa para pelaku peretasan diduga merupakan satu kelompok yang terorganisir, mengingat cara mereka yang serentak menyerang akun Bisnis Google hotel di Indonesia pada Minggu (11/8/2024). Sebagai langkah antisipasi, Hariyadi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tidak sepenuhnya mempercayai informasi yang terdapat di akun Bisnis Google hotel saat melakukan pemesanan.

"Sebaiknya dapat langsung menghubungi official channel Hotel yang bersangkutan guna menghindari terjebaknya dalam penipuan,"ujar Haryadi yang juga menambahkan  pihak Hotel tidak akan bertanggung jawab atas penipuan yang terjadi pada Akun Bisnis Google. "Kami akan membantu warga yang sudah kena tipu dalam pelaporan kepada polisi," ujarnya.

PHRI menyatakan bahwa pihaknya akan segera melaporkan kasus ini ke Polri dan mendorong seluruh anggota PHRI di daerah untuk melapor ke pihak berwenang setempat. Selain itu, hotel yang terkena peretasan diimbau untuk memberikan informasi kepada publik melalui media sosial dan situs web resmi mereka, agar konsumen lebih waspada.

Peretasan ini dilakukan dengan mengganti nomor telepon hotel di Bisnis Google dengan nomor WhatsApp penipu, serta mengubah informasi rekening bank dan data lainnya terkait reservasi kamar. Akibatnya, beberapa tamu hotel terjebak dalam penipuan dan melakukan pembayaran ke rekening pribadi pelaku.

Hariyadi juga berharap Google dapat segera menindaklanjuti kejadian ini agar tidak ada korban lebih lanjut. Ia meminta hotel-hotel yang terkena peretasan untuk segera melaporkan informasi yang salah kepada Google melalui fitur "suggestion edit" di akun Bisnis Google mereka, serta melaporkan penipuan melalui "Business Redressal Complaints."

PHRI juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan konfirmasi ulang nomor rekening hotel melalui saluran resmi hotel sebelum melakukan pembayaran dan menyarankan hotel untuk melakukan verifikasi akun Google Bisnis mereka melalui Google My Business Verified.

Kasus peretasan ini menjadi perhatian serius bagi industri perhotelan di Indonesia, dan PHRI terus memantau perkembangan serta dampak dari serangan ini. Hingga saat ini, beberapa hotel di Jawa Tengah dan daerah lainnya telah melaporkan kerugian akibat penipuan ini, sementara hotel-hotel lain masih dalam proses pengamanan akun mereka.