Bisnis

Rupiah dan IHSG Menguat Diprediksi Berlanjut

Oleh: Magdalena Krisnawati Editor: Allan 20 Nov 2023 - 09:20 Pusat Pemberitaan
Rupiah dan IHSG Menguat Diprediksi Berlanjut
Pegawai penukaran valas menunjukkan mata uang rupiah dan Dollar AS (Foto: Dok/Antara).

KBRN, Jakarta: Sentimen positif pasar terhadap terhadap berbagai isu ekonomi dan keuangan global, akan menjadi pendorong berlanjutnya penguatan rupiah. Pada penutupan akhir pekan kemarin, nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar AS di level Rp15.492 per dollar, naik 62 poin atau 0,40 persen.

Para analis keuangan memproyeksikan rupiah akan menguat hari ini. meninggalkan level psikologisnya Rp15.500 per dollar AS. Analis pasar uang Ariston Tjendra memprediksi potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp15.400, dengan potensi resisten di kisaran Rp15.500 per dollar AS.

"Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini setelah data-data inflasi dan tenaga kerja AS yang dirilis pekan lalu. Angkanya lebih buruk dari perkiraan pasar," kata Ariston, Senin (20/11/2023)

Penurunan angka inflasi di AS sebenarnya memperbesar ekspektasi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat. Tapi sebagian petinggi Bank Sentral AS mengungkapkan ketidakyakinannya inflasi bakal turun cepat ke target 2% sehingga AS masih memerlukan kebijakan suku bunga tinggi saat ini.

Baca Juga : Akhir Pekan Rupiah dan Indeks Saham Kompak Menguat

"Dari dalam negeri, neraca perdagangan Indonesia bulan Oktober positif. Perkembangan ini membantu memberikan sentimen positif ke rupiah," ucap Ariston.

Analis Keuangan lainnya, Ibrahim Assuaibi memprediksi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp15.460- Rp15.540 per dollar AS. Beberapa isu global yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah, menurut Ibrahim, masih seputar suku bunga global.

Pasar sedang menantikan pengumuman rapat bulanan bank sentral Tiongkok dan Bank Sentral AS pada pekan ini. Bank Rakyat Tiongkok, tambah Ibrahim, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga rendah.

"Bank sentral Tiongkok diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada rekor rendah. Penyebabnya karena Tiongkok kesulitan menjaga keseimbangan antara menopang pertumbuhan ekonomi dan membendung pelemahan Yuan," ujar Ibrahim.

Sementara itu para analis pasar modal memproyeksikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini juga akan menguat. Di akhir pekan kemarin IHSG ditutup menguat 19,66 poin atau 0,28 persen di level 6.977.

Data Pilarmas Investindo Sekuritas menunjukkan sektor manufaktur mengalami kenaikan paling tinggi, naik 4,34 persen. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terdalam dalam transaksi perdagangan saham akhir pekan adalah sektor teknologi (-0,95 persen).

Pilarmas Investindo sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas. Level support di posisi 5.935 dan level resistance di posisi 6.980.