KBRN, Jakarta: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut industri UMKM terdampak pembatalan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal itu dikatakan Ketua Bidang UMKM-IKM DPN Apindo, Ronald Walla dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Kamis (31/3/2023) malam.
"Ini sangat disayangkan sebetulnya bisa ada potensi besar sekali dari perhelatan ini. Bahkan bisa membawa nama Indonesia ke luar negeri," ujarnya.
Ronald memperkirakan kerugian yang dialami pengusaha akibat keputusan FIFA itu mencapai Rp180 triliun. Ia menyayangkan adanya penolakan sejumlah pihak sehingga FIFA mengeluarkan keputusan pembatalannya.
Penolakan yang dimaksud adalan penolakan kepada timnas Israel sebagai salah satu peserta turnamen akbar tersebut. "Ini mengecewakan apalagi kerugian ini terjadi di masa sulit dan tidak menentu sekarang ini," ucapnya.
Padahal, jika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia u20 maka pelaku UMKM di enam stadion untuk perhelatan itu akan meraih keuntungan. Namun, kini mereka kehilangan potensi keuntungan tersebut.
"UMKM yang berjualan seharusnya mendapat keuntungan. Saya pernah hitung seluruh pelaku UMKM kehilangan keuntungan kira-kira Rp1 miliar dalam sehari," ucapnya.
Sedangkan bagi pemain tim nasional, menurutnya, mereka kehilangan pengalaman bermain di event internasional. Selain itu, mereka otomatis kehilangan sponsor dengan keputusan FIFA ini.
"Dampaknya secara mental dan komersialnya besar. Tapi kalau perhelatan itu jadi digelar maka sponsor akan berdatangan," kata Ronald.
Ke depannya, Ronald berharap kejadian ini tidak terulang kembali di event internasional lainnya. "Memang mengecewakan tetapi masalah ini menjadi ajang membuka mata dan saya berharap ada kesempatan yang lebih bagus lagi," ujarnya.
Menurut laporan Antara, PT Juara Raga Adidaya (Juaraga) selaku pemegang lisensi merchandise untuk Piala Dunia U-20 2023 merasakan dampak keputusan FIFA. Perusahaan itu telah membuat 53 jenis merchandise, sebagian dibuat sektor UMKM.